Friday, April 26, 2019

Omprengan, Transportasi Alternatif Dari dan/atau Menuju Bandara Soekarno-Hatta

Omprengan Bandara Soetta. Dokumentasi pribadi

Moda transportasi dari Jakarta dan sekitarnya menuju Bandara Soekarno-Hatta (Basoetta) sangatlah beragam, mulai dari yang langsung ke bandara seperti Railink Kereta Bandara, bus JA Connexion yang terdiri dari beberapa operator dan taksi online/konvensional atau yang estafet dengan naik Commuter Line (CL). Tentunya moda tersebut memiliki segmen masing-masing. Kalau segmen kelas pekerja cocoknya gimana yaa...

Jadi menurut ane kelas pekerja yang ingin menghemat anggaran tranportasi tentunya menghindari moda seperti di atas. Karena tarifnya lumayan sangat menguras saldo, moda di atas sepertinya untuk kelas pelancong saja lah yang sesekali ke Basoetta. Railink sekali perjalanan tarifnya Rp 70.000, JA Connexion (wilayah Jakarta) tarifnya beragam antara Rp 30.000 s.d. Rp 40.000, taksi online ... bisa dicek diaplikasi masing-masing lah, kalau CL murah sih, cuma butuh effort luar biasa.

Menjawab kebutuhan transportasi untuk pekerja di area bandara, maka munculah omprengan. Titik awal keberangkatan dari Jakarta ada di Cawang, tepatnya di lahan samping RS Pusat Otak Nasional, patokannya ada tempat penampungan sampah sementara. Sistemnya penuh berangkat, ya minimal 6 orang hingga maksimal 8 orang. Jujur, awalnya citra omprengan di benak ane itu mobil yang gak ber-AC, asap rokok dan penuh sesak. Pengalaman waktu kecil sekitar tahun 2000-an kayak gitu soalnya, naik omprengan Cawang - Bekasi Timur. Kapok.


Ternyata setelah ane jalani gak seburuk yang dibayangkan. Pilihan mobil yang beragam, ber-AC, tanpa asap rokok dan duduk sesuai kapasitas. Menjadi pengguna omprengan ternyata jadi bisa nambah referensi mobil apa yang nyaman dari sisi penumpang. Selama sekitar 2 mingguan ngompreng, ane pernah naik mobil Gran Max, Innova (old), Ertiga, Sienta, Calya/Sigra, Panther, APV dan Hiace. Tempat favorit ane duduk di baris belakang. Buat ane, Gran Max jadi mobil yang cukup nyaman juga, ya karena lega mesikupn diisi 4 orang di belakang, di baris tengah legroom-nya lega. Ertiga paling nyaman nih suspensinya. Panther baris belakang ngepas cenderung sempit kalau jadi biasanya cuma diisi 3 orang aja.

Ane perhatikan sewaktu naik mobil non-Gran Max, kayaknya drivernya pekerja bandara yang nyambi omprengan juga, ya lumayan sih dari sisi mereka dapet uang tambahan dan bisa mengefektifkan kapasitas mobil, itung-itung ngurangin macet.

Selain jenis mobil, ane juga jadi tahu karakteristik beberapa driver. Biasanya nih kalau dapet Gran Max, auto banterrr dan lincah seset bahu jalan kalau macet. Nah kalau lagi kurang beruntung dapet driver yang main "aman" di tengah kemacetan Tol Dalam Kota Jakarta, iya stay di lajur kanan terooosss. Kalau lebih gak beruntung lagi, jalan tol kosong malah pelan di lajur 1, macet anteng di lajur paling kanan. Pasrah deh. Selama ini sih kejadian di ane dengan kondisi pulang dari bandara ya. Kalau pagi dari Cawang biasanya sih banter dan lincah.

Dari Cawang, mobil masuk melewati Gerbang Tol Cawang yang berada di depan Menara Saidah, kalau pagi hari weekdays biasanya kejebak macet karena antrean exit tol Mampang dan Komdak, selebihnya lancar blass sampai bandara. Ketika exit Gerbang Tol Cengkareng terkadang mulai ada yang turun di Rawa Bokor selebihnya biasanya bongkar di area bandara kayak di Rawa Bokor, Soewarna, Terminal Kargo, Terminal 1/2/3, Halte Imigrasi dan lainnya. Oh iya sewaktu masuk area bandara, bilang aja ke driver-nya mau turun dimana.


Kalau dari Basoetta, titik naik omprengan ada di Halte Terminal Kargo atau Bundaran Patung Soekarno-Hatta. Perjalanan puluang menuju Cawang ini macetnya gak ada obat lah. Bikin lapar. Tenang.. di Cawang banyak yang jual makanan kok, ya tapi jualannya juga makan badan jalan.

Bubur ayam di Cawang. Dokumentasi pribadi

Oh iya tarif omprengan ini berkisar antara Rp 20.000, kalau untuk calon penumpang pesawat dengan barang bawaan yang banyak kurang tahu tarifnya berapa. Tarif parkir motor di area ini Rp 5.000 seharian. Info yang ane dapet dari timer di Halte Kargo, dari arah bandara tem terakhir jam 2:00 nanti ada lagi jam 5:00. Kalau dari arah Cawang katanya sih nonstop (read: 24 jam).  

4 comments:

  1. Akhir Aug 21 pukul 20.30 dr BNN ke SoeTa harga normal 25,000 namun khusus berangkat ke Term 2 nambah 5,000. Ngga biasa2 nya nambah segitu di bedakan antara pekerja bandara dan penumpang yg mau berangkat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah udah lama saya gak naik omprengan ke bandara. Sejak pandemi kalau ada kerjaan ke bandara mending motoran.

      Delete
  2. Setiap jam ada ya bang omprengannya atau jam2 tertentu saja?

    ReplyDelete