Wednesday, October 18, 2017

Naik Bus Ini aja Biar Nggak Bikin Macet Jakarta

Ayo Naik Bus. Sumber

Berbagai cara telah dilakukan oleh pemerintah DKI Jakarta untuk mengurangi kemacetan di wilayahnya, salah satunya yaitu menyediakan transportasi massal yang murah, aman dan nyaman, dengan membuat sistem Bus Rapid Transit (BRT) Transjakarta atau Busway. Layanan Transjakarta dikelola oleh BUMD PT. Transportasi Jakarta, saat ini Transjakarta memilik 13 koridor utama untuk layanan sistem BRT, layanan bus integrasi, layanan bus Transjabodetabek, layanan bus rusun dan layanan bus angkutan malam hari (AMARI). Transjakarta mengenakan tarif flat jauh-dekat sebesar Rp 3.500 dengan pembayaran menggunakan uang elektronik, armadanya menggunakan chassis buatan Asia seperti Korea Selatan, Tiongkok, Jepang dan Indonesia, tapi sekarang ini mulai banyak menggunakan chassis Eropa seperti buatan Swedia dan Jerman. PT. Transportasi Jakarta sebagai BUMD yang mengelola angkutan umum di Jakarta terus melakukan inovasi agar lebih banyak lagi orang yang beralih ke angkutan umum.

Ga cuma Transjakarta, instansi lain pun juga turut berperan dalam mengelola transportasi di Jakarta dan kota penyangganya, yaitu Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ). BPTJ merupakan unit organisasi khusus yang bertugas mengembangkan, mengelola, dan meningkatkan pelayanan transportasi secara terintegrasi di wilayah Jabodetabek. BPTJ dipimpin oleh Pejabat Tinggi Madya di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Perhubungan, kepala BPTJ diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. Menurut Perpres No. 103 Tahun 2015, tugas dari BPTJ yaitu mengembangkan, mengelola, dan meningkatkan pelayanan transportasi secara terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi dengan menerapkan tata kelola organisasi yang baik.

Nah.. apa aja sih pengembangan transportasi massal bus yang sedang mereka kembangkan sebagai salah satu solusi mengurangi kemacetan di Jakarta dan sekitarnya..

1. Transjabodetabek Premium


Eksterior Transjabodetabek Premium. Sumber.
Program uji coba yang di gagas BPTJ ini merupakan layanan bus dari salah satu kota satelit menuju Kota Jakata, uji coba berlangsung dari tanggal 7 - 20 September 2017. Selama perjalanan di tol, bus melaju di jalur khusus angkutan umum (JKAU) yaitu di bahu jalan, jadi perjalanan bisa lebih cepat. Bus ini memiliki kelebihan dibanding bus Transjabodetabek BRT. Sasaran penggunanya adalah masyarakat menengah ke atas. Fasilitas tambahan di bus ini yaitu reclining seat yang menghadap ke depan dan wifi. Bus ini dibuat lebih nyaman agar pengguna mobil pribadi yang terbiasa dengan kenyamanan mau beralih menggunakan transportasi umum ini.

Bus yang dioperatori oleh PPD ini memiliki trayek Mega City Bekasi - Plaza Senayan, masuk Tol Bekasi Barat dan keluar di Semanggi, tarifnya Rp 20.000. Oh iya, armadanya menggunakan bus hibahan Kemenhub yang berkonsep BRT, jadi lantainya lebih rendah sedikit dari bus reguler dan mempunyai pintu di tengah. Sewaktu uji coba kemarin bus ini memiliki 3 jadwal keberangkatan, pagi hari dari Bekasi jam 5:45, 6:05 dan 6:25 dan di sore harinya start dari Plaza Senayan jam 16:45, 17:15 dan 17:45, .

Hasil evaluasi dari uji cobanya bagus ga ya? Apakah layanan ini udah beroperasi reguler?

Interior tengah-belakang. Sumber.

Interior depan. Sumber.

Fasilitas wifi Transjabodetabek Premium. Sumber

2. Transjabodetabek BRT

Transjabodetabek BRT. Sumber
Transjabodetabek ini tak ubahnya seperti Transjakarta, bus ini melayani trayek dari Bekasi, Poris, Ciputat, Serpong dan Depok menuju Jakarta, ketika di Jakarta bus ini melalui jalur khusus Busway. Transjabodetabek yang dikelola oleh PT. Transportasi Jakarta ini mengenakan tarif yang tebilang sangat murah dibanding bus reguler lainnya, yaitu Rp. 3.500 sama seperti tarif Busway. Transjabodetabek ini menggantikan peran bus Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway (APTB) yang dulu sempat eksis melayani angkutan perbatasan yang melalui jalur khusus Busway.

Interior Transjabodetabek BRT. Sumber

3. Royaltrans

Eksterior Royaltrans. Sumber

Royaltrans yang merupakan salah satu produk dari TransJakarta ini memiliki segmen pengguna masyarakat perumahan di Jabodetabek. Bus ini menggunakan chassis medium bus Mercedes Benz OF 917 dan karoserinya New Armada dan Tentrem. Karena target penggunanya menyasar masyarakat perumahan, fasilitasnya pun juga beda dari biasanya, seperti reclinng seat, wifi dan LCD untuk memberikan kenyaman seperti di mobil pribadi.

Belum diketahui kapan Royaltrans ini akan beroperasi resmi dan tarifnya berapa, denger-denger sih tarifnya akan beda dari TranJakarta biasa yang cuma Rp 3.500 dan kalo dilihat dari fotonya, sepertinya bayarnya musti pake uang elektronik.

Interior Royal Trans. Sumber.

Interior Royal Trans. Sumber.

4. Minitrans

Eksterior Minitrans. Sumber
Minitrans merupakan produk dari Transjakarta untuk merevitaslisai Metromini. Keberadaan Metromini di Jakarta dianggap sebagai "hama" oleh beberapa orang karena prilakunya yang terkadang annoying seperti berhenti di sembarangan tempat, body/fisiknya yang udah ga laik dan asap knalpotnya yang pekat. Belum diketahui kapan Minitrans ini akan beroperasi secara normal di Jakarta. Jadi ditunggu aja ya. Minitrans ini mengunakan chassis Mitsubishi Fuso FE 846 dengan menggunakan karoseri New Armada.

Interiornya berisi konfigurasi seat 2-1, model seatnya sama seperti di Busway dan dilengkapi AC, jadi sepertinya bisa dibilang lebih nyaman dibanding Metro Mini. Tarif dan trayeknya belum tahu ane, kalo diliat dari fotonya sih bayarnya musti pake uang elektronik. Minitrans ini dikelola oleh strategi bisnis unit (SBU) Trans Swadaya yang masih bagian dari PT Transportasi Jakarta.
Interior Minitrans. Sumber

5. Metrotrans

Eksterior Metrotrans. Sumber

Metrotrans ini rencananya bakal dijadikan bus kota nonBRT yang ramah bagi penyandang disabilitas karena lantainya yang lebih rendah dari bus pada umumnya. Unitnya menggunakan chassis low entry dari Mercedes Benz OH 1726 dan Scania K250UB dengan karoseri Laksana model Cityline 2.

Belum diketahui kapan bus ini akan beroperasi resmi serta tarif dan trayeknya juga belum diketahui.

Eksterior Metrotrans. Sumber.

Interior Metrotrans. Sumber,

Interior Metrotrans. Sumber.

6. JR Connexion

JR Connexion operated by AO Transport. Sumber.

JR Connexion (JRC) merupakan program dari BPTJ untuk mengurangi jumlah kendaraan pribadi yang masuk ke Jakarta. JR Connexion merupakan singkatan dari Jabodetabek Residences Connexion ini memberikan layanan bus premiun yang melakukan layanan dari perumahan di Bodetabek menuju pusat Kota Jakarta. Perumahan tersebut berada di kawasan Cikarang, Bintaro, Serpong, Karawaci, Cibubur, Bogor dan Bekasi menuju ke beberapa titik di Jakarta seperti Blok M, ITC Mangga Dua dan lainnya. JRC ini dioperatori oleh berbagai PO, seperti PO. Alfa Omega Transport, PO. Royal Wisata Nusantara, PO Sinar Jaya, PO. Sejahtera Cemerlang, PO Wahana Transport dan PT Wifen Darma Persada.

JR Connexion menyasar segmen penumpang yang berbeda dengan bus Transjabodetabek. Golongan masyarakat yang diincar untuk jadi penumpang JR Connexion adalah masyarakat menengah ke atas. Fasilitasnya antara lain stopkontak, wifi, konfigurasi 2-2 reclinng seat dan AC. Tarif tiap operator berbeda berkisar Rp 20.000 - Rp 25.000

7. JA Connexion

JA Connexion by Sinar Jaya. Sumber.
JA Connexion (JAC) yang merupakan akronim dari Jabodetabek Airport Connexion ini merupakan program dari BPTJ untuk mengurangi kemacetan dari Jabodetabek menuju Bandara Soekarno Hatta. Bus pemadu moda menuju bandara biasanya hanya dilayani oleh Damri, namun saat ini dilayani oleh beberapa operator seperti PPD, Sinar Jaya, Big Bird dan Agramas. JAC ini memiliki titik penjemputan di hotel atau di mall.

Interior JA Connexion by Sinar Jaya. Sumber

JA Connexion by PPD. Sumber

Interior JA Connexion by PPD. Sumber

JA Connexion by Damri. Sumber


Itu dia Gan pengembangan dari layanan bus di Jakarta biar pada beralih naik angkutan umum. Jadi gimana, masih enggan naik angkutan umum?



Referensi 1, referensi 2, referensi 3, referensi 4, referensi 5, referensi 6, referensi 7



Simak diskusinya di Forum Kaskus, Gan!
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment